Rabu, 27 Juli 2011

Scarface: Perangai Mencerminkan Sifatnya

Hari ini, saya nonton Scarface di Cinemax.. Udah sering denger sih, tapi baru kali ini nonton..

Overview film Scarface Anda bisa cek sendiri di internet. Saya di sini cuma pengen berkomentar saja kok..

Acting
Acting si tokoh utama, Tony Montana (diperankan oleh Al Pacino), benar-benar profesional dan layak diacungi jempol. Terlepas dari jahitannya, wajahnya memang ngeselin. Perangainya, bisa dikatakan, mulutnya selalu manyun. Bukan manyun sedih, tapi lebih ke arogan. Sikapnya pun arogan, arogan bangetlah, kayanya gak ada baik-baiknya. Satu dialog yang benar-benar menunjukkan kesombongannya adalah ketika bininya pergi ninggalin dia karena merasa tidak bahagia, dan dia mengatakan..

"biarkan saja dia pergi, nanti dia akan jatuh cinta lagi kepadaku.."

Oh man, itukah sikap pria??

Kelakuannya pun sangat minus, dia membiarkan temannya dibunuh di depan matanya, dan di adegan lain ia juga membunuh sahabatnya sendiri--yang menurut saya lebih pantas disebut sebagai kacung--karena menikahi adiknya.

Acting Al Pacino bisa bikin saya sebagai penonton sangat kesal, sehingga acting dia saya katakan sangat baik (meskipun bukan menjadi orang yang baik).


Cerita
Untuk jalan cerita yang sebenarnya, sebenarnya saya kurang mengerti, mungkin saya harus menontonnya 2 kali untuk mengerti secara keseluruhan. Adapun yang bisa saya tangkap di sini, film ini tidak memiliki tujuan, maksudnya ceritanya hanya sekedar jalan begitu saja, tetapi tidak ada resolusi di akhir film, yang ada Tony Montana hanya mati konyol dalam kesombongannya.

Latar belakang cerita ini mungkin adanya konflik politik di negara Kuba yang dipenuhi dengan mafia-mafia politik dan pengedaran narkoba. Scarface dan teman-temannya bisa dikatakan sebagai freelance, lalu bekerja di bawah tokoh-tokoh yang berpengaruh secara silih berganti sampai ia bisa mandiri dan kaya raya.


Latar, Setting, Teknis
Film ini dirilis pada tahun 1983. Sesuai dengan film-film sedekade, suasananya seperti ketika kita menonton film Warkop jaman dulu, model celana cutbray, kancing kemeja dibuka sampai dada, rambut klimis, mobil masih kotak-kotak gak aerodinamis, dan sebagainya.

Sound effects masih terasa kurang sreg dibanding jaman sekarang, tapi pasti sudah maksimal pada zaman itu. Pengambilan gambar, saya kurang bisa menilai. Animasi tidak perlu ada yang dikomentar karena ini bukan film khayal semacam Harry Potter.


Kesimpulan
Secara acting, Al Pacino sangat mendalami peran kriminal. Untuk segi teknisnya, saya kurang dapat memahami teknik-teknik perfilman era 80-an. Namun, karena dirasa kurang ada resolusi, saya nilai film ini biasa-biasa saja. Saya kira, Tony Montana bakal tobat, atau nasib ibu dan adiknya bakal baik karena tidak ada dia lagi, sindikat-sindikat tertangkap, politik Kuba membaik, atau apalah. Yang ada, ending-nya kaya' yang dibilang tadi, mati konyol gak jelas, terus udah aja gituh.. Heuheu..